Selasa, 05 April 2011

PSIKOLOGI - Perkembanagn psikologi pana anak masa pre sekolah, sekolah, dan remaja

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, dan karena izin-Nyalah kami dapat menyelesaikan  tugas Psikologi  mengenai Perkembangan Psikologi pada Anak Masa Pra Sekolah, Sekolah, dan Pubertas. Tak lupa shalawat serta salam kepada Rasul akhir zaman, panutan dalam segala hal, Nabi Muhammad SAW. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Orang tua tercinta yang selalu memberikan motivasi kepada kami
2.      Bapak Drs. Slamet Mulyono,M. Kes. Selaku ketua Yayasan Akbid Bogor Husada Plus
3.      Ibu Ade Rizky, SST selaku dosen mata kuliah.
4.      Teman – teman yang ikut berperan dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena kami masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam  makalah ini, kami sangat mengarapkan kritik dan saran untuk kami lebih baik lagi.
     Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk kami dan umumnya untuk kita semua.


                                                                                                               Bogor, Maret 2011


                                                                                                                        Penyusun 





DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................    1
Daftar Isi.............................................................................................................................    2
BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang..........................................................................................................    3
1.2    Tujuan .......................................................................................................................    3
1.3    Rumusan Masalah ....................................................................................................    3
1.4    Metode Penulisan......................................................................................................    3
1.5    Sistematika Penulisan................................................................................................    3
1.6    Manfaat Penulisan.....................................................................................................    4
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1    Perkembangan Psikologi pada Anak Masa Pra Sekolah ..........................................    5
2.2    Perkembangan Psikologi pada Anak Masa Sekolah  ................................................    5
2.3    Perkembangan Psikologi pada Anak Masa Pubertas ................................................    6
2.3.1        Pegertian Remaja........................................................................................... .. 6
2.3.2        Psikologi Remaja........................................................................................... .. 9
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan................................................................................................................    14
3.2  Saran   ....................................................................................................................... .. 14
3.2.1   Saran untuk Mahasiswa...................................................................................... .. 14
3.2.2   Saran untuk Dosen............................................................................................. .. 14
3.2.3   Saran untuk Lembaga......................................................................................... .. 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 15
                                               






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pengertian Psikologi Perkembangan Psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenik , yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri , baik perubahan dalam struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life span), yang biasanya dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.(Desmita ,2007 : 3)

1.2   Tujuan
1.      Mengetahui bagaimana perkembangan psikologi anak pada masa pra sekolah
2.      Mengetahui bagaimana perkembangan psikologi anak pada masa  sekolah
3.      Mengetahui bagaimana perkembangan psikologi anak pada masa remaja atau pubertas

1.3   Rumusan Masalah
1.      Apa saja perubahan psikologi yang terjadi pada anak pra sekolah?
2.      Apa saja perubahan psikologi yang terjadi pada anak masa sekolah?
3.      Apa saja perubahan psikologi yang terjadi pada masa remaja atau puberitas?
4.      Mengetahui apa itu remaja?

1.4   Metode Penulisan
Di dalam menyelesaikan makalah ini penulis menggunakan metode penulisan deskriptif sehingga pembaca dapat lebih mudah untuk memahami isi dari makalah ini, selain itu juga pembaca mengambil beberapa sumber tidak hanya dari buku tetapi juga dari  berbagai sumber lainnya.

1.5   Sistematika Penulisan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1     Latar Belakang
1.2     Tujuan
1.3     Rumusan Masalah
1.4     Metode Penulisan
1.5     Sistematika Penulisan
1.6     Manfaat Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1     Perkembangan Psikologi pada Anak Masa Pra Sekolah
2.2      Perkembangan Psikologi pada Anak Masa Sekolah
2.3     Perkembangana Psikologi pada Masa Pubertas
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
1.6   Manfaat Penulisan
-          Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan terutama yang berkaitan dengan Perkembangan Psikologi.
-          Dapat menjalin kekompakan diantara anggota kelompok
-          Sebagai bahan pembelajaran dalam membuat makalah yang benar sesuai metodenya.






BAB II
TINJAUAN TEORI
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

2.1 Perkembangan Psikologi pada Anak Pra Sekolah
Perkembangan Psikososial anak masa prasekolah berhubungan dengan permainan dan orang lain.Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominant pada masa prasekolah.Permainan membantu perkembangan kognitif karena dengan permainan anakdapat menjelajah lingkungan, mempelajari objek-objek di sekitarnya dan belajar memecahkan masalah yang dihadapinya.Permainan dapat membantu perkembangan social, khususnya permainan fantasi dengan memerankan suatu peran ,anak belajar memahami orang lain dan peran-peran yang akan ia mainkan di kemudian hari setelah tumbuh menjadi orang dewasa.Fungsi permainan untuk perkembangan emosi yaitu dengan bermain memungkinkan anak untuk memecahkan sebagaian dari masalah emosionalnya, belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin.Permainan memungkinkan anak melepaskan energi fisik yang berlebihan dan membebaskan perasaan –perasaan yang terpendam . Tekanan –tekanan batin yang terlepaskan dalam permainan, anak dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan. Seiring dengan kemunculan pemikiran simbolis, anak mengalami perkembangan bahasa yang pesat. Perkembangan bahasa yang cepat ini sebagai hasil perkembangan simbolisasi.Pada masa prasekolah anak telah mengenal sejumlah nama-nama dan hubungan antara symbol-simbol. Ia dapat membedakan berbagai benda di sekitarnya serta melihat hubungan fungsional antara benda-benda tersebut.Penguasaan kosa kata semakin meningkat.Anak mengucapkan kalimat semakin panjang dan bagus.Anak telah menunjukkan panjang pengucapan rata-rata menyatakan pendapatnya dengan kalimat majemuk.Dengan perkembangan bahasa demikian, anak parasekolah telah mampu membaca.

2.2 Perkembangan Psikologi pada Anak Masa Sekolah
Pada masa ini anak memasuki masa belajar di dalam dan di luarsekolah. Anak belajar di sekolah, tetapi membuat latihan pekerjaan rumahyang mendukung hasil belajar di sekolah. Banyak aspek perilaku dibentuk melalui penguatan verbal, keteladanan dan identifikasi. Anak-anak pada masa ini harus menjalani tugas-tugas perkembangan yakni:
a.Belajar keterampilan fisik untuk permainan biasa
b.Membentuk sikap sehat mengenai dirinya sendiri
c.Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya
d.Belajar peranan jenis yang sesuai dengan jenisnya
e.Membentuk keterampilan dasar: membaca, menlis dan berhitunga
f.Membentuk konsep-konsep yang perlu untuk hidup sehari-hari
g.Membentuk hati nurani, nilai moral dan nilai sosial
h.Memperoleh kebebasan pribadi
i. Membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan
lembaga-lembaga.
Dalam perkembangan ini anak tetap memerlukan penambahan pengetahuan melalui belajar. Belajar secara sistematis di sekolah dan mengembangkan sikap, kebiasaan dalam keluarga. Anak perlu memperoleh perhatian dan pujian perilaku atas prestasi-prestasinya yang baik, baik dirumah maupun di sekolah. Anak tetap memerlukan pengarahan dan pengawasan dari guru dan orang tua untuk memunculkan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan keterampilan-keterampilan baru. Pengawasan yang terlalu ketat atau persyaratan yang terlalu luas bisa berakibat kurangnya inisiatif untuk mengembangkan kemampuan-kemampuannya. Terlebih lagi, apabila anak terlalu ketat dibatasi ruang geraknya ia tidak akan bisa mengembangkan dirinya. Penyesuaian dan pengarahan diri menjadi sulit baginya. Anak yang bergantung akan memindahkan ketergantungannya dari orang tua ke orang lain, teman sebaya. Hubungan timbal balik dan teman sebaya perlu dalam pembentukan harga diri dan sosialisasinya.

2.3 Perkembanagn Psikologi pada Anak Masa Pubertas (Remaja)
2.3.1 Pengertian Remaja
Remaja adalah mereka yang berusia antara 12 - 21 tahun, yang akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)
Masa pubertas (14 - 16 tahun)
Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
Dan periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)

Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ- organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja.
Pada fase Remaja, terjadi perkembangan intelektual yang sangat pesat, sehingga seringkali remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero" atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.Ekspresi ini menunjukkan pula terjadinya proses erosi percaya diri, namun bisa pula terjadi perkembangan positif seperti meningkatnya rasa percaya diri.
Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara.
Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat-sangat berat.


Masa pubertas (14 - 16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pris ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.
Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.
Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.
Periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.
2.3.2 Psikologi Remaja
Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Proses pencarian identitas pada masa remaja dalam mengembangkan suatu identitas personal atau sense of self yang unik, yang berbeda dan terpisah dari yang lain, disebut individuasi. Proses individuasi, dilihat dari usia remaja, mengalami tahap-tahap, sebagai berikut : Usia 12-14 tahun : Diferentiation : Remaja menyadari bahwa ia berbeda secara psikologis dari orang tuanya.Kesadaran ini sering mempertanyakan dan menolak nilai-nilai dan nasihat-nasihat orang tuanya, meskipun nasihat itu masuk akal. Usia 14 – 15 tahun : Practice : Remaja percaya bahwa ia mengetahui segala-galanya dan dapat melakukan sesuatu tanpa salah.Ia menyangkal kebutuhan akan peringatan dan menantang orang tuanya pada setiapkesempatan. Komitmen terhdap teman-teman bertambah. Usia 15 – 18 tahun : Rapprochment : Tingkah laku remaja sering silih berganti antara eksperimentasi dan penyesuaian , kadang-kadang menantang, kadang-kadang berdamai dan bekerja sama dengan orang tua. Remaja, di satu sisi ia menerima tanggung jawabnya, namun di sisi lain ia akan mendongkol ketika orang tuanya selalu mengontrol dan membatasi gerak gerik dan aktivitasnya. Usia 18 – 21 tahun : Remaja mengembangkan kesadaran akan identitas personal, yang menjadi dasar bagi pemahaman dirinya dan diri orang lain serta untuk mempertahankan perasaan otonomi , independent dan individualitas.
Keterikatan remaja dengan orang tua berfungsi adaptif yang menjadi landasan yang kokoh untuk remaja dalam mejelajahi dan menguasai lingkungan baru dan suatu dunia social yang luas dengan caracara yang sehat secara psikologis.Keterikatan yang kokoh dengan orang tua akan meningkatkan relasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten dan hubungan yang erat di luar keluarga.Keterikatan yang kokoh dengan orang tua dapat menyangga remaja dari kecemasan dan perasaan-perasaan depresi sebagai akibat dari masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa.Orang tua menjadi sumber penting yang mengarahkan dan menjadi dan menyetujui dalam pembentukan tata nilai dan tujuan masa depan.Hubungan dengan teman sebaya bagi remaja diperlukan dalam belajar hubungan social di luar keluarga. Pengalaman-pengalaman dan minat-minat yang bersifat pribadi, lebih enak dibicarakan dengan teman sebayanya. Teman sebaya akan memahami perasan-perasaan mereka yang lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa.

 Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut. Berikut ini merupakan berbagai tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja, berdasarkan pengalaman penulis selama menjadi pendidik.
 Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Dewi merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Dewi akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Dewi yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Dewi akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Dewi tidak memiliki teman, dan sebagainya.
 Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua
Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku “pemberontakan” dan melawan keinginan orang tua. Bila tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah , maka remaja akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Tentu saja hal tersebut akan membuat remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika orang tua tidak menyadari akan pentingnya tugas perkembangan ini, maka remaja Anda dalam kesulitan besar. Hal yang sama juga dilakukan remaja terhadap orang-orang ‘yang dianggap sebagai pengganti orang tua’, guru misalnya.
 Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya pergaulan. Remaja yang menyadari akan tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah mampu bergaul dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan ini. Ada sebagaian besar remaja yang tetap tidak berani bergaul dengan lawan jenisnya sampai akhir usia remaja. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakmatangan dalam perkembangan remaja tersebut.
 Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
Banyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila remaja ditanya mengenai kelebihan dan kekurangannya pasti mereka akan lebih cepat menjawab tentang kekurangan yang dimilikinya dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja tersebut belum mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bila hal tersebut tidak diselesaikan pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi masalah untuk perkembangan selanjutnya (masa dewasa atau bahkan sampai tua sekalipun).
 Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
Skala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep mengenai harus menjadi seperti siapakah “aku” ?, sehingga hal tersebut dijadikan pegangan dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya. Maka penting bagi orang tua dan orang-orang ‘yang dianggap sebagai pengganti orang tua’ untuk mampu menjadikan diri mereka sendiri sebagai idola bagi para remaja tersebut.
 Selain berbagai tuntutan psikologis perkembangan diri, kita juga harus mengenal ciri-ciri khusus pada remaja, antara lain:
Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
Emosinya tidak stabil
Perkembangan Seksual sangat menonjol
Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
Terikat erat dengan kelompoknya
Secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas-batas umur remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa peralihan.
Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun
a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
Anak mulai bersikap kritis
b. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
Memperhatikan penampilan
Sikapnya tidak menentu/plin-plan
Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya:
Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
2. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
mulai menyadari akan realitas
sikapnya mulai jelas tentang hidup
mulai nampak bakat dan minatnya
 Dengan mengetahui berbagai tuntutan psikologis perkembangan remaja dan ciri-ciri usia remaja, diharapkan para orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan jiwanya.
             Permasalahan yang sering muncul sering kali disebabkan ketidaktahuan para orang tua dan pendidik tentang baerbagai tuntutan psikologis ini, sehingga perilaku mereka seringkali tidak mampu mengarahkan remaja menuju kepenuhan perkembangan mereka. Bahkan tidak jarang orang tua dan pendidik mengambil sikap yang kontra produktif dari yang seharusnya diharapkan, sehingga semakin mengacaukan perkembangan diri para remaja tersebut. Sebuah PR yang panjang bagi orang tua dan pendidik, yang menuntut mereka untuk selalu mengevaluasi sikap yang diambil dalam pendidikan remaja yang dipercayakan kepada mereka. Dengan demikian, diharapkan para orang tua dan pendidik dapat memberikan rangsangan dan motivasi yang tepat untuk mendorong remaja menuju pada kepenuhan dirinya.



BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Perkembangan Psikososial anak masa prasekolah berhubungan dengan permainan dan orang lain.Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominant pada masa prasekolah.Permainan membantu perkembangan kognitif karena dengan permainan anak dapat menjelajah lingkungan, mempelajari objek-objek di sekitarnya dan belajar memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pada masa sekolah  anak memasuki masa belajar di dalam dan di luarsekolah. Anak belajar di sekolah, tetapi membuat latihan pekerjaan rumahyang mendukung hasil belajar di sekolah
Berbagai tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja:
1.      Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif
2.      Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua
3.      Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
4.      Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
5.      Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma

3.2 Saran
3.2.1 Saran untuk mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran mata kuliah Psikologi sekaligus dapat memahami materi “Perkembangan Psikologi pada Anak Pra Sekolah, Sekolah, dan Pubertas”.
3.2.2 Saran untuk Dosen
Kami mengharapkan dosen mata kuliah Psikologi, dapat terus mengarahkan dan membimbing kami dalam studi ini.
3.2.3 Saran untuk Lembaga
Kami mengharapkan lembaga institusi untuk dapat melengkapi sarana dan prasarana  dalam  proses belajar mengajar sehingga kami mendapatkan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Desmita (2007). Psikologi Perkembangan Bandung : Remaja Rosdakarya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar